Total Tayangan Halaman
Sabtu, 10 November 2012
Jumat, 19 Oktober 2012
MAKALAH KERUSAKAN PERKERASAN JALAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jalan
merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan
hidupmasyarakat,kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi
terutama padasarana transportasi darat. Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan
bentuk lapisan permukaan jalan berupa lubang (potholes), bergelombang
(rutting), retak-retak dan pelepasan butiran (ravelling) serta gerusan tepi
yang menyebabkan kinerja jalan menjadi menurun. Komperhensifitas perencanaan
prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari tahapan prasurvey, perencanaan dan
perancangan teknis, pelaksanaan pembangunan fisiknya hingga pemeliharaan harus
integral dan tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur
pelayanannya di masa mendatang agar tetap terjaga ketahanan fungsionalnya.
Perkerasan
jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah dasar
dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana
transportasi dimanadiharapkan selama masa pelayanan tidak terjadi kerusakan
yang berarti. Maka dari itu sudahkewajiban kita untuk mengetahui mulai dari
penyebab kerusakan dan cara pemeliharaan jalan tersebut. Agar tercipta jalan
yang aman,nyaman dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kesinambungan dan
keberlangsungan hidup masyarakat luas dan menjadi salah satu factor
menjadikannya peningkatan kehidupan masyarakat dari beberapa aspek – aspek
kehidupan.
Jika kita
kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini, dalam pembangunan
jalan ada banyak hal yang harus diperhatikan lebih mendetail dan teliti baik
itu dari perencanaan jalan itu sendiri maupun pelaksanaan tentunya. Kita
sebagai pengguna jalan pastinya menginginkan jalan yang kita pakai itu aman,
nyaman, bersih dll. Maka dari itu kerusakan yang terjadi dijalan tersebut harus
ditanggulangi dan diperbaiki dengan sungguh-sungguh.
1.2.Rumusan
masalah
Dalam penulisan kali ini kami rumuskan tiga permasalahan
penting
1. Apa sajakah jenis-jenis kerusakan
yang terjadi pada jenis-jenis perkerasan jalan
2. Apa sajakah penyebab dari
masing-masing kerusakan jalan tersebut?
3. Bagaimanakah alternatif penanganan
dan pemeliharaan kerusakan jalan yang terjadipada perkerasan jalan
1.3.
Tujuan Dan Manfaat
1. Untuk menjelaskan jenis-jenis
kerusakan jalan yang terjadi
2. Untuk menambah wawasan dan
pengetahuan penulis
3. Untuk menambah kreatifitas dan
pengembangan diri Mahasiswa
4. Untuk memperoleh nilai Tugas mata
kuliah Perkerasan Jalan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Perkerasan Jalan
Perkerasan
jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan untuk melayani
beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batuan pecah atau batu belah
ataupun bahan lainnya. Bahan ikat ang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah
liat. Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat memfasilitasi sejumlah
pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa angkutan lalu lintas, berupa jasa
angkutan manusia, atau berupa jasa angkutan barang berupa seluruh komoditas
yang diijinkan untuk berlalu lalang disitu. Dengan beragam jenis kendaraan
dengan angkutan barangnya, akan memberikan variasi beban ringan, sedang sampai
berat. Jenis kendaraan penumpang akan memberikan pula sejumlah variasi.Dan hal
itu harus didukung oleh perkerasan jalan, daya dukung perkerasan jalan raya ini
akan menentukan kelas jalan yang bersangkutan, misalnya jalan kelas 1 akan
menerima beban besar dibanding jalan kelas 2. Maka dilihat dari mutu perkerasan
jalan sudah jelas berbeda. Persyaratan umum dari suatu jalan adalah dapatnya
menyediakan lapisan permukaan yang selalu rata dan kuat, serta menjamin
keamanan yang tinggi untuk masa hidup yang cukup lama, dan yang memerlukan
pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam berbagai cuaca. Tingkatan sampai
dimana kita akan memenuhi persyaratan tersebut tergantung dari imbangan antara tingkat
kebutuhan lalu lintas, keadaan tanah serta iklim yang bersangkutan. Sebagaimana
telah dipahami bahwa yang dimaksud dengan perkerasan adalah lapisan atas dari badan
jalan yang dibuat dari bahan-bahan khusus yang bersifat baik/konstruktif dari badan jalannya
sendiri. Berdasarkan bahan pengikat yang menyusunnya, konstruksi perkerasan
jalan dibedakan atas beberapa jenis antara lain:
a. Konstruksi perkerasan lentur
(Flexible
pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagi bahan pengikat di
mana lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu
lintas ke tanah dasar.
b. Konstruksi
perkerasan kaku
(Rigid pavement),
yaitu perkerasan yang menggunakan semen (Portland
Cement) sebagai bahan pengikat dimana pelat beton dengan atau tanpa
tulangandiletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah
sehingga beban lalulintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
c. Konstruksi perkerasan komposit
(Composite pavement),
yaitu perkerasan kaku yangdikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa
perkerasan lentur di atas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di atas
perkerasan lentur.
2.2.
Jenis-jenis
perkerasan jalan
Pada
umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang
tersusundari bawah ke atas,sebagai berikut :
• Lapisan tanah dasar (sub grade)
• Lapisan pondasi bawah (subbase course)
•
Lapisan pondasi atas (base course)
•
Lapisan permukaan / penutup (surface course)
Gambar
1. Lapisan perkerasan jalan lenturTerdapat beberapa jenis / tipe perkerasan terdiri
:a. Flexible pavement (perkerasan lentur).b. Rigid pavement (perkerasan
kaku).c. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).
2.2.1
Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur (Flexible pavement)
Jenis dan fungsi lapisan perkerasan
Lapisan
perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya
kelapisan di bawahnya terus ke tanah dasar
Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi
sebagai tempat perletakan lapisperkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan
jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanahdasar adalah lapisan paling atas
dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu
sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan dayadukungnya (CBR)
Lapisan
tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik,
atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang
distabilisasi dan lain lain. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah
dasar dibedakan atas :
•
Lapisan
tanah dasar, tanah galian.
•
Lapisan
tanah dasar, tanah urugan.
•
Lapisan
tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan
dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan
dayadukung tanah dasar.Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah
sebagai berikut :
•
Perubahan
bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
•
Sifat
mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
•
Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya
perbedaan sifat-sifat
tanah pada lokasiyang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya
kepadatan yang kurang baik.
Lapisan
Pondasi Bawah (Subbase Course)
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak
di atas lapisan tanah dasar dan dibawah
lapis pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
•
Bagian
dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
•
Lapis
peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
•
Lapisan
untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.
•
Lapis
pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya
dayadukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
•
Lapis
pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak
di antara lapis pondasi bawah danlapis permukaan.Lapisan pondasi atas ini
berfungsi sebagai :
•
Bagian
perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban kelapisan di bawahnya.
•
Bantalan
terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan
untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahanbeban-beban roda.Dalam penentuan
bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal antara
lain,kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan
ke lapangan.
Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan
permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda
kendaraan.Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
•
Lapisan
yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
•
Lapisan
yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
•
Lapisan
yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan bawahnya
dan melemahkan lapisan tersebut.
•
Lapisan
yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan
dibawahnya.Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis
aus (wearing course) di ataslapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini
adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya
air dan untuk memberikankekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Apis aus
tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu linta
2.2.2. Konstruksi
Perkerasan Jalan Kaku (Rigid pavement)
Perkerasan
jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas
plat(slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga
tidak ada) di atastanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton
sering disebut sebagai lapis pondasikarena dimungkinkan masih adanya lapisan
aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapispermukaan. Perkerasan beton
yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akanmendistribusikan
beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian terbesar darikapasitas
struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri
Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan
perkerasan diperoleh dari teballapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis
permukaan. Karena yang paling penting adalahmengetahui kapasitas struktur yang
menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikandalam perencanaan tebal
perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanyaberagam kekuatan dari tanah dasar dan atau
pondasi hanya berpengaruh kecil terhadapkapasitas struktural
perkerasannya.Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena
beberapa pertimbangan, yaituantara lain untuk menghindari terjadinya pumping,
kendali terhadap sistem drainase, kendaliterhadap kembang-susut yang terjadi
pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja(working platform) untuk
pekerjaan konstruksi. Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasibawah
adalah :
·
Menyediakan
lapisan yang seragam stabil dan permanen
·
Menaikan
harga modulus reaksi tanah dasar menjadi modulus reaksi gabungan
·
Mengurangi
kemungkinan terjadinya retak–retak pada plat beton
·
Menyediakan
lantai kerja bagi alat –alat berat selama masa kostruksi
Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya
butir-butiran halus tanah bersama air padadaerah sambungan, retakan atau pada
bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakanvertikal plat beton
karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawahpelat.
Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan
lenturyang sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan berdasarkan
keuntungan dankerugiannya.
Pada awal mula rekayasa jalan raya, plat perkerasan kaku
dibangun langsung di atas tanahdasar tanpa memperhatikan sama sekali jenis
tanah dasar dan kondisi drainasenya. Pada umumnya dibangun plat beton setebal
6–7 inch. Dengan bertambahnya beban lalu-lintas, khususnya setelah Perang Dunia
ke II, mulai disadari bahwa jenis tanah dasar berperan pentingterhadap unjuk
kerja perkerasan, terutama sangat pengaruh terhadap terjadinya pumping
padaperkerasan.
Oleh karena itu, untuk selanjutnya usaha-usaha untuk
mengatasi pumping sangatpenting untuk diperhitungkan dalam perencanaan.Pada
periode sebelumnya, tidak biasa membuat pelat beton dengan penebalan di bagian
ujung/ pinggir untuk mengatasi kondisi tegangan struktural yang sangat tinggi
akibat beban truk yangsering lewat di bagian pinggir perkerasan. Kemudian
setelah efek pumping sering terjadi pada kebanyakan jalan raya dan jalan bebas
hambatan, banyak dibangun konstruksi pekerasan kaku yang lebih tebal yaitu
antara 9 –10 inch. Guna mempelajari hubungan antara beban lalu-lintas dan
perkerasan kaku, pada tahun 1949 di Maryland USA telah dibangun Test Roads atau
JalanUji dengan arahan dari Highway Research Board, yaitu untuk mempelajari dan
mencarihubungan antara beragam beban sumbu kendaraan terhadap unjuk kerja
perkerasan kaku. Perkerasan beton pada jalan uji dibangun setebal potongan
melintang 9 – 7 –9 inch, jarak antara siar susut 40 kaki, sedangkan jarak
antara siar muai 120 kaki. Untuk sambungan memanjang digunakan dowel
berdiameter 3/4 inch dan berjarak 15 inch di bagian tengah. Perkerasan beton
uji ini diperkuat dengan wire mesh. Tujuan dari program jalan uji ini
adalahuntuk mengetahui efek pembebanan relatif dan konfigurasi tegangan pada
perkerasan kaku.Beban yang digunakan adalah 18.000 lbs dan 22.400 pounds untuk
sumbu tunggal dan 32.000serta 44.000 pounds pada sumbu ganda.
Hasil yang paling penting dari program uji ini adalah bahwa
perkembangan retak pada pelatbeton adalah karena terjadinya gejala pumping.
Tegangan dan lendutan yang diukur pada jalan uji adalah akibat adanya pumping.
Selain itu dikenal juga AASHO Road Test yang dibangun di Ottawa, Illinois pada
tahun 1950. Salah satu hasil yang paling penting dari penelitian pada jalanuji
AASHO ini adalah mengenai indeks pelayanan. Penemuan yang paling signifikan
adalah adanya hubungan antara perubahan repetisi beban terhadap perubahan
tingkat pelayanan jalan. Pada jalan uji AASHO, tingkat pelayanan akhir
diasumsikan dengan angka 1,5 (tergantung juga kinerja perkerasan yang
diharapkan), sedangkan tingkat pelayanan awal selalu kurang dan5,0.Berdasarkan
adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan kaku, perkerasanbeton semen
dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut :
·
Perkerasan
beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak.
·
Perkerasan
beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendaliretak.
Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannyaindependen
terhadap adanya tulangan dowel.
·
Perkerasan
beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri daribaja
tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luaspenampang beton).Pada saat ini, jenis
perkerasan beton semen yang populer dan banyak digunakan di negara-negara maju
adalah jenis perkerasan beton bertulang menerus.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari
uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanpa pemeliharaan
dan perbaikan jalan secara memadai, baik rutin maupun berkala, akan dapat
mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pada jalan, sehingga jalan akan lebih
cepat kehilangan fungsinya baik perkerasan jalan lentur maupun perkerasan
jalan. Apabila perkerasan jalan dipelihara dengan baik dan tetap dalam kondisi
yang baik, maka kedua jenis perkerasan jalan tersebutakan mempunyai umur lebih
lama dari. Tetapi sekali jalan itu mulai rusak dan dibiarkan begitu saja tanpa
perbaikan , maka kerusakan yang lebih parah akan berlangsung sangat cepat.
Oleh
karena itu sangat penting untuk melakukan pemeliharaan yang bersifat
pencegahanseperti menutup sambungan atau retak-retak dan memperbaiki
kerusakan-kerusakan, yangtimbul, dan menemukan penyebab-penyebabnya dengan
melakukan pemeriksaan (inspeksi)secara rutin. Adapun penyebab-penyebab
kerusakan perkerasan jalan bias di simpulkan pulasebagai berikut :
·
Karena
pengaruh bahan perkerasan jalan yang tidak memenuhi spesifikasi yangseharusnya
digunakan saat melakukan pekerjaan konstruksi jalan
·
Jalan
mengalami kelebihan beban volume lalu lintas yang berulang-ulang
·
Sistem
drainase yang kurang baik
·
Keadaan
topografi dan faktor alam seperti cuaca yang buruk
·
Kurangnya
kesadaran pemerintah daerah dna masyarakat untuk melakukan
perawatan jalan.
4.2.
Saran
a. Untuk meminimalisir masalah
kerusakan jalan yang terjadi, maka rancangan pemeliharaannya perlu dilakukan
survey yang lebih akurat dengan melibatkan sejumlah instansi terkait.
b. Agar kerusakan yang terjadi pada
ruas jalan tidak menjadi lebih parah, maka perlu segera dilakukan tindakan
perbaikan pada bagian-bagian yang rusak, sehingga tidak menimbulkan kerusakan
yang lebih parah.
c. Pekerjaan jalan harus menggunakan
spesifikasi yang ditetapkan.
d. Perlunya pengawasan yang objektif
tanpa adanya KKN oleh dinas atau instansi terkait agar kualitas jalan menjadi
lebih bermutu.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/kadekku/d/59838593-Kerusakan-pada-perkerasan-aspal-UniversitasGunadarma http://balai8.net/sipp/manual-a2/113-geoteknik-jalan-retak http://civilengineerunsri08.wordpress.com/2009/03/17/jenis-jenis-perkerasan-jalan/ http://sanggapramana.wordpress.com/category/jalan-raya/?blogsub=confirming#blog_subscription-2 http://cibelebupbup.blogspot.com/2011/07/jenis-kerusakan-pada-perkerasan-lentur.html http://www.scribd.com/ibokir/d/86234175-P-Perkerasan-Jalan http://keteknik-sipilan.blogspot.com/2011/05/perkerasan-jalan.html http://wiryanto.wordpress.com/2010/09/19/jalan-beton-dan-tulangannya/ http://civilandstructure.wordpress.com/2009/06/10/perbaikan-retakan-struktur-di-slab-beton/ http://ilustri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=161:penyebab-keretakan-beton&catid=36:dunia-teknik-sipil&Itemid=2
PROSEDUR PENELITIAN
PROSEDUR PENELITIAN
KEGIATAN PENELITIAN
RAGAM PENELITIAN
MEMILIH MASALAH
STUDI PENDAHULUAN
MERUMUSKAN MASALAH
MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR
MERUMUSKAN HIPOTESIS
MEMILIH PENDEKATAN
MENENTUKAN VARIABEL
MENENTUKAN SUMBER DATA
PENGUMPULAN DATA
ANALISA DATA
MENARIK KESIMPULAN
BAB I
KEGIATAN PENELITIAN
KEGIATAN PENELITIAN
A. Siapakah yang Perlu Meneliti
•
Siapa
saja boleh meneliti bahkan dengan tegas dikatakan bahwa sarjana harus dapat
meneliti, karena hanya dengan penelitianlah ilmu dapat dikembangkan secara
ilmiah.
•
Mahasiswa
perlu mempelajari metodologi penelitian karena akan merupakan bekal untuk
mengadakan penelitian dalam rangka penulisan skripsi atau tesis
•
Seorang
guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar . Ia membantu si anak didik, ia
selalu berusaha agar kadar bantuannya dapat meningkat sehingga diperoleh hasil
yang lebih baik . Dengan memberikan motivasi belajar yang banyak , mengganti
metode yang digunakan untuk menerangkan atau dengan alat peraga dan sebagainya
•
Barang
siapa ingin meningkatkan hasil untuk apa saja yang ia tekuni, membutuhkan
kegiatan penelitian
•
Bahkan
oleh pemerintah saat ini diselenggarakan lomba karya ilmiah untuk para pelajar
dan mahasiswa, kegiatan ini harus dikaitkan dan bahkan didasarkan atas
kerja penelitian.
B. Bagimana Penelitian Dilakukan ?
Pertanyaan ini mempunyai makna yang
jawabannya tidak lain adalah jenis – jenis cara penelitian, atau jenis
penelitian ditinjau dari caranya yaitu :
- Operation Research ( Action Research)
Penelitian yang dilakukan oleh
seseorang yang bekerja mengenai apa yang sedang ia kerjakan tanpa mengubah
sistem pelaksanaannya. Operation
research dengan action research tidaklah sama persis, dimana operation research
menunjukkan pada kegiatan yang sedang berlangsung sedangkan action research
menunjukkan pada action artinya tindakan, sesuatu tindakan eksperimen yang
secara khusus diamati terus menerus.
- Eksperimen
Peneliti yang sengaja membangkitkan
timbulnya sesuatu kejadian atau keadaan kemudian diteliti bagaimana akibatnya.
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua
faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau
mengurangi faktor-faktor lain yang mengganggu.
Secara ilmiah metodologis, ada tiga
cara menyisihkan faktor-faktor non eksperimen :
- Disisihkan secara fisik dalam bentuk percobaan-percobaan di laboratorium
Yang dimaksud laboratorium bukan hanya laboratorium fisika,
kimia atau biologi dan teknik yang melakukan percobaan – percobaan terhadap
benda-benda saja, tetapi juga untuk laboratorium untuk ilmu-ilmu sosial.
- Disisihkan secara seleksif
Dalam eksperimen faktor-faktor lain
tetap ada dan tetap berperan tetapi tetap diawasi, diikuti dan dipantau
pengaruhnya
- Disisihkan dengan manipulasi statistik
Memilih data yang berhubungan dengan
faktor yang dikehendaki saja.
C. Apa
yang diteliti
Obyek yang akan diteliti
Sebagai contoh
Obyek penelitian tentang Pendidikan, maka hal-hal yang
berhubungan dengan pendidikan, baik yang terjadi disekolah maupun diluar
sekolah atau yang berkaitan antara keduanya.
Penelitian yang berobyek masalah-masalah yang tujuannya
untuk mengetahui sebab-sebab dari masalah tersebut
Penelitian dunia indusri perluasan pangsa pasar merupakan
obyek yang sangat penting untuk diteliti
yang terus – menerus untuk
mencapai tempat yang bisa dijadikan pasar tembahan.
BAB II
RAGAM PENELITIAN
RAGAM PENELITIAN
Banyak sekali ragam penelitian yang
kita lakukan tergantung dari tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat dan
sebagainya
A. Penelitian ditinjau dari tujuan
Seorang peneliti ingin
menggali secara luas tentang sebab-sebab yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
Sebagai contoh disuatu desa secara
berturut-turut terjadi kematian penduduk sehingga menarik perhatian para dokter
untu diteliti.
B. Penelitian ditinjau dari Pendekatan
Peneliti ingin mengetahui
perkembangan kemapuan berpikir anak didik dari semester pertama sampai semester
terakhir
C.
Penelitian ditinjau dari Bidang Ilmu
Penelitian yang
berkenaan spesialisasi dan interes dalam
bidang ilmu . Ragam penelitian ditinjau dari bidang ilmu nya, seperti bidan pendidikan, bidang
keteknikan, bidang kesehatan dan sebagainya
D. Penelitian ditinjau dari Tempatnya
Penelitian ini banyak dilakukan
karena penelitian lapangan sesuai dengan bidangnya , penelitian akan
berbeda-beda tempatnya, selain penelitian laboratorium , juga penelitian di
perpustakaan
E. Penelitian ditinjau dari Hadirnya Variabel
- Variabel adalah hal-hal yang menjadi obyek penelitian , yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian yang menunjukkan variasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif
Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan /
menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi ) adalah
deskriptif (to describe = menggambarkan/membeberkan
Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan
datang adalah penelitian eksperimen
F. Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
sedangkan metode penelitian kuantitatif adalah peneliti menggunakan instrumen
untuk mengumpulkan data status variabel yang diteliti
Pen elitian
Kuantitatif dan Kualitatif terdapat perbedaaan yang mendasar yaitu
Penelitian
Kuantitatif
Kejelasan unsur : Tujuan, pendekatan, subyek, sumber data
sudah mantap, dan rinci sejak awal
Langka Penelitian : segala sesuatu direncanakan sampai
matang ketika persiapan di susun
Dapat menggunakan sampel, dan hasil penelitiannya
diberlakukan untuk populasi
Hipotesis (jika memang perlu) :
- Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian
- Hipotesis menentukan hasil yang diramalkan
Desain : Dalam desain jelas langkah-langkah penelitian
dan hasil yang diharapkan
Pengumpulan Data : Kegiatan dalam pengumpulan data
memungkinkan untuk diwakilinya
Analisis data : dilakukan sesudah semua data terkumpul
Penelitian
Kualitatif
Kejelasan unsur : subyek sampel, sumber data tidak mantap
dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembangnya sambil jalan
Langka Penelitian : baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai.
Tidak dapat menggunakan pendekatan populasi dan sampel .
Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi
dan sampel. Istilah yang digunakan adakag setting. Hasil penelitian
hanya berlaku bagi setting yang bersangkutan
Hipotesis
- Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, tapi dapat lahir selama penelitian berlangsung
- Hasil penelitian terbuka
Desain : desain penelitiannya adalah fleksibel dengan
langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya
Pengumpulan Data : kegiatan pengumpulan data selalu harus
dilakukan sendiri oleh peneliti
Pengumpulan Data : dilakukan bersamaan dengan pengumpulan
data
Jenis-jenis
penelitian kuantitatif dapat dibedakan
dari beberapa data yang diteliti, bila data sudah tersedia baru diolah oleh
peneliti.
Penelitian non –eksperimen yang banyak dilakukan
berbentuk antara lain
- Penelitian deskripsi
- Penelitian eksploratif
- Penelitian survei
- Penelitian evaluasi
Penelitian non-eksperimen dalam
pengolahan data menggunakan rumus statistik, dapat juga memggunakan statistik
sederhana, tabulasi silang , dapat disajikan dalam bentuk grafik, tabel kemudian
baru interpretasi dalam bentuk narasi
Penelitian eksperimen dapat berbentuk desain, dan
penelitian tindakan
Filosofis dari penelitian kualitatif
sekurang-kurangnya ada 4 dasar filosofis yang berpengaruh dalam penelitian
kualitatif yaitu :
- Fenomenologis
Kebenaran sesuatu itu dapat
diperoleh dengan menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari obyek yang
diteliti
Contoh bila obyek peneliti manusia ,
gejala yang didapat adalah mimik, pantomimik , ucapan, tingka laku, perbuatan .
Tugas peneliti adalah memberikan interprestasi terhadap gejala tersebut.
- Interaksi simbolik , yang merupakan dasar kajian sosial
- Menurut John Dewey dan Blumer H. Pandangan interaksi simbolik membagi 3 prinsip arti simbolik yang diberikan responden yaitu :
- Dasar manusia bertindak adalah untuk memenuhi kepentingannya , dalam memberikan interprestasi tindakan atau fenomena untuk mengetahui proses dari tindakan
- Proses suatu tindakan seseorang pada prinsipnya produk hasil sosial ketika orang berinteraksi dengan orang lain
- Manusia bertindak dipengaruhi oleh fenomen yang muncul lebih dahulu atau bersamaan .
- Kebudayaan sebagai sesuatu yang merupakan hasil budi daya manusia yang berwujud dalam tingka laku atau benda, bahasa dan simbol. Untuk peneliti harus memperoleh data yang akurat dan rinci sekali mempelajari latar belakang kebudayaan responden.
- Antropologi yaitu dasar filosofis yang fokus pembahasannya berkaitan erat dengan kegiatan manusia, baik secara normatif maupun historis.
Langganan:
Postingan (Atom)